Headline News

header-int

Nagari Talang Balarik : Tempat kita belajar ‘toleransi’ (2)

Rabu, 23 Mei 2018, 08:21:21 WIB - 434 | Kontributor :

Akhir-akhir ini muncul berbagai persoalan perselisihan di tengah masyarakat akibat tidak adanya saling toleransi antar sesama. Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, Toleransi merupakan  suatu sikap saling menghormati dan menghargai antar kelompok atau antar individu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi akan menghindarkan terjadinya diskriminasi, sekalipun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat.

Akibat pemahaman berlebihan tentang sesuatu muncul sikap ego yang luar biasa sehingga dapat saling membenci, saling menghina, saling menghasut,  dan bahkan dapat saling membunuh. Kondisi ini ditambah lagi oleh komunikasi yang janggal dan tidak tepat di antara pemimpin kelompok masing-masing, sehingga makin memperparah dan mempertajam perbedaan.

Namun demikian, di beberapa tempat di pedesaan atau di nagari kita masih terdapat sikap mulia tersebut dalam beragama dan melaksanakan kepercayaan menurut pemahaman masing-masing. Tanggal 21 Mei 2018, Senin malamnya, kami melakukan Safari Ramadhan di Nagari Talang Balarik, kecamatan Ranah Empat Hulu Tapan. Tepatnya di Mesjid Baitul Kamal.  Mesjidnya tidak terlalu besar, dan dapat dikatakan kecil untuk ukuran mesjid-mesjid sekarang. Namun jamaahnya cukup ramai, dengan jumlah penduduk nagari yang tidak terlalu banyak.

Mata pencaharian penduduk umumnya bertani, berkebun atau beternak. Talang Balaruik merupakan nagari yang hampir berbatasan dengan Kabupaten Kerinci. Tata guna lahannya didominasi perkebunan rakyat,  persawahan dan bersentuhan langsung dengan Taman Nasional Kerinci Seblat. Dalam kehidupan mereka yang sederhana, menurut hemat saya, ada sesuatu yang luar biasa yang ditunjukkan oleh masyarakat dalam melalui kehidupan bermasyarakat dan sekaligus “juga bernegara”.   

Di samping mesjid, hanya sekitar berjarak 2 meter, ada mushalla, juga tempat sebagian masyarakat Talang Balarik syolat, yakni Musholla Ihsan. Di Mesjid jamaah shalat taraweh 8 rakaat, dan di Mussolla jamaahnya shalat taraweh 20 rakaat. Tidak saling menganggu, tidak saling mendiskusikan, tidak saling curiga, tidak saling yang merasa paling benar. Jamaah masing-masing melakukan dengan nyaman. Uniknya, pengeras suara hanya ditujukan ke dalam ruangan masing-masing sehingga tidak saling mengganggu satu sama lain dalam beribadah.  Saling toleransi yang luar biasa.

Dalam konteks kehidupan nyata, setidaknya manusia  membutuhkan dua hal sekaligus yang saling bertentangan, yakni kebebasan maupun ketertiban. Mau bebas tapi harus tertib. Mau tertib tapi tak bisa bebas. Penganut paham dependensia ala Marxis mencoba mengabaikan ‘kebebasan’ dan menomorsatukan ‘ketertiban’  dalam mengelola negara, tapi juga tak berlanjut dengan runtuhnya Uni sovyet. Gagal. 

Dalam konteks agama, Kemal Artartuk di Turki pernah melakukan pengekangan kebebasan beragama demi ketertiban bernegara, sehingga memunculkan pemisahan negara dan agama.  Tapi juga tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik sampai Kemal meninggal dunia.  Dua hal yang sebetulnya sulit ditemui di duna nyata.

Di nagari Talang balirik jamaah mesjid  bebas beribadah, demikian juga jamaah musholla bebas beribadah, tapi juga tertib. Tertib banagari, tertib bermasyarakat. Hal demikianlah yang sering dipahami sepihak para kaum fundamintalis garis keras, yang merasa paling benar ingin menertibkan menurut sudut pandangnya sendiri, sehingga menimbulkan kekerasan.  Sudut pemahamannya sendiri. Alhamdulilah di nagari ini tidak terjadi.

Dalam konteks pemerintahan, dua hal yang sepintas lalu tampaknya tidak selaras dan saling bertentangan. Sentralisasi pemerintahan yang hakekatnya adalah ide ketertiban, dan desentralisasi adalah salah satunya ide kebebasan. Sentralisasi menghasikan efisiensi, dan desentralisasi memberikan inovasi dan pembaharuan. Kedua hal ini dinetralkan  dalam konteks pemerintahan oleh penganut aliran modernisasi menjadi dekosentrasi.

Benar, semua umat manusia itu bersaudara, tetapi juga benar bahwa dalam hubungan pribadi yang aktif, kita sesungguhnya hanya bersaudara dengan beberapa orang saja, dan kita diharapkan menunjukkan rasa persaudaraan yang lebih besar kepada mereka, yang tak mungkin kita tunjukkan ke seluruh umat manusia. Di Nagari talang Balarik, persaudaran sanagari, sakaum mengalahkan ego pemahaman aliran. Tentu saja keadaan ini tak terlepas dari para tetua nagari, ulama, ustad, kepala kampung dan walinagari, yang dapat menjadi ‘derigen orkestra’ kebersamaan ini. Mereka barangkali sadar, bahwa yang menilai siapa yang paling benar hanya Allah SWT, tidak manusia.

Fenomena akhir-akhir ini tentang kekerasan sepihak kepada pihak lain yang tidak bersalah, tentu saja dapat kita renungkan bahwa prasangka, kebenaran, pemahaman, tidak boleh membuat kita sampai pada kesimpulan, bahwa kita yang paling benar. Kita tidak boleh saling menyakiti. Tidak boleh saling melukai, dan tidak boleh saling curiga. Dalam bulan Ramadhan ini, mari kita jaga ukhuwah islamiyah sebagai sesama muslim tanpa memandang cara, aliran dan pemahaman kita masing masing, dan menjaga ukhuwah  wathoniyah sebagai saudara sebangsa dan setanah air.

Kadang kita terbagi tajam antara ‘kita’ dan ‘mereka’. Di Nagari Talang Balarik, tidak tampak ‘kita’ dan juga tidak terlihat ‘mereka’. Kita dan Mereka berkomunikasi dengan baik. Di mesjid tempat acara dipusatkan, kita dan mereka dengan damai duduk bersebelahan satu sama lain sambil mendengar wejangan para pembicara dan tausiah dari Tim Safari Ramadhan. Tak ragu lagi bahwa semua itu antara lain adalah masalah komuniksi. Dalam lingkungan nagari, satu satunya komunikasi yang efektif adalah komunikasi dari orang ke orang, berhadapan muka satu sama lain. Mari kita belajar toleransi dengan masyarakat Talang Balarik dengan berkomunikasi yang baik, tanpa rasa curiga satu sama lain. Wass     

 

Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan Portal Resmi Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan merupakan Wadah informasi bagi masyarakat dari pemerintah. Kabupaten Pesisir Selatan adalah sebuah kabupaten di Sumatera Barat, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 5.749,89 km² dan populasi ±420.000 jiwa. Ibu kotanya ialah Painan.
© 2024 Kabupaten Pesisir Selatan. Follow Me : Facebook Youtube