Headline News

header-int

3. Incremental Capital Output Ratio (ICOR): indikator yang perlu diperhatikan

Kamis, 03 Mei 2018, 08:12:20 WIB - 5790 | Kontributor :

Pertumbuhan ekonomi yang diinginkan sebagai salah satu indikator berhasil atau tidaknya  pembangunan antara lain harus dilihat sebagai sebuah proses. Apakah efisien atau tidak. Apakah dengan jumlah modal tertentu dicapai pertumbuhan tertentu atau  jauh dibawah angka yang semestinya. Hal ini juga akan  menjadi perhatian banyak pihak, terutama mereka-mereka yang akan melakukan investasi di suatu daerah. Salah satu untuk melihat pertumbuhan ekonominya seimbang dengan nilai investasi (APBD/APBN atau investasi masyarakat) atau tidak, ditinjau dari angka ICOR.

Nilai atau angka ICOR ini jarang diperlihatkan, karena harus dicari dengan sedikit metode agak rumit dan memerlukan pemikiran serta hitung-hitungan yang komplek. Padahal sesungguhnya dengan mengamati angka ICOR akan dapat dengan mudah memperlihatkan keberhasilan pembangunan di suatu daerah. Apakah pertumbuhan ekonominya efisien dan didorong oleh kesiapan prasarana serta sarana daerah tersebut. Juga dapat menggambarkan apakah di suatu daerah investasi dapat menguntungkan atau efisien agar diperoleh keuntungan yang cepat dari setiap satuan nilai besaran investasi.

Secara sederhana, pengertian ICOR adalah angka yang menunjukkan besarnya penambahan investasi untuk menghasilkan tambahan output. Rasio ini digunakan untuk menghitung seberapa efisien pembangunan ekonomi di suatu daerah. Jika angka ICOR tinggi pembangunan tidak efisien, yang salah satunya disebabkan korupsi, dan ketidak siapan prasarana dan sarana. Secara mudah dapat dibaca jika angka ICOR juga  berarti banyaknya dana pembangunan yang hilang karena korupsi dan biaya lainnya akibat sarana dan prasarana tidak siap.

Sesungguhnya nilai ICOR pertama kali diperkenalkan dalam teori Harold Domar, dalam pengertian Capital Output ratio tertentu untuk memperoleh nilai tambah dari suatu satu unit produksi yang diinvestasikan. Awalnya nilai ini dianggap konstan sehingga ketika pertumbuhan ekonomi harus digenjot maka angka ICOR harus ditekan lebih kecil. Dalam perkembangannya angka ini berhubungan dengan kesiapan suatu daerah untuk memperoleh investasi dari luar, maka makin kecil angka ICOR akan dianggap makin efisien suatu wilayah dalam mendorong pertumbuhan eknomi.

r = Investasi/ICOR   jika r adalah petumbuhan

Bagus tidaknya suatu ICOR wilayah sangat tergantung pada kesiapan sarana dan prasarananya seperti jalan, irigasi, listrik, telekomunikasi, air bersih, pasar, dan regulasi perizinan. Makin baik kesemuanya itu, akan makin memperkecil angka ICOR sehingga investasi bisa lebih efisien dan pertumbuban ekonomi bisa lebih didorong dengan cepat. Angka ICOR berkisar antara 1 hingga 10. Makin besar angka ICOR suatu wilayah berarti makin tidak efisien investasi di tempat tersebut atau makin tidak menguntungkan.

Bagi calon investor yang berbasis teknologi dan industri sekunder akan sangat berpedoman pada ICOR suatu daerah. Lain halnya bagi investor yang ‘merusak’ seperti pertambangan, barangkali ICOR tidak akan begitu dipedomani, karena yang penting bagi mereka adalah potensi komoditi tambang. Mereka bisa melakukan eksploitasi tanpa perlu memanfaatkan sarana dan prasaran yang ada. Mereka bisa bangunan jalan sendiri, pelabuhan sendiri, listrik sendiri, air bersih sendiri, dan mengurus perizinan lewat government to government. Soal lingkungan bahkan bagi mereka tidak mau tahu. 

Kita pasti kaget dengan informasi terakhir yang dirilis oleh Cristianto Wibisono, bahwa angka ICOR Indonesia saat ini berkisar 6. Ini sebetulnya cukup membahayakan dari segi upaya menarik investasi. Sedangkan rata-rata ASEAN hanya sekitar 3,5 sehingga jangan heran jika investasi yang masuk ke Indonesia kalah cepat dari pada ke Negara-negara Asean lainnya.

Menurut BPS, Untuk Sumatera Barat tahun 2016 yang lalu angka ICORnya mencapai 5,81, dan Pesisir Selatan 5,80. Kondisi di Pesisir Selatan sebetulnya akan bisa lebih rendah lagi jika jalan negara/nasional telah siap tahun 2019 ini, pelayanan listrik makin memuaskan pelanggan, irigasi makin baik operasionalnya dalam melayani petani, pasar-pasar yang dibangun telah rampung, ketenagakerjaan dan bidang sosial juga sudah memuaskan kinerjanya, perizinan dan tingkat pelayanan pemerintahan yang makin memuaskan.  Semua ini tentu kerja kita bersama.

Menurut hemat saya, jika semua komponen pemerintahan bekerja baik, dan seirama dengan visi dan misi bupati, maka angka ICOR akan makin rendah sehingga setiap investasi yang ditanam di Pesisir Selatan akan menjadi makin menguntungkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih besar lagi. Bersambung....

 

Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan Portal Resmi Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan merupakan Wadah informasi bagi masyarakat dari pemerintah. Kabupaten Pesisir Selatan adalah sebuah kabupaten di Sumatera Barat, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 5.749,89 km² dan populasi ±420.000 jiwa. Ibu kotanya ialah Painan.
© 2024 Kabupaten Pesisir Selatan. Follow Me : Facebook Youtube