Headline News

header-int

Visi Agamais : Aktualisasi Imam Mesjid dan Simbolisasi Mesjid Terapung

Selasa, 02 Februari 2021, 09:39:36 WIB - 643 | Kontributor : Wildan, S.E., M.I.Kom
Visi Agamais : Aktualisasi Imam Mesjid dan Simbolisasi Mesjid Terapung

Apakah yang menjadi wujud visi Pesisir Selatan yang agamais? Ini adalah sebuah pertanyaan retoris yang menggugah kesadaran kita tentang pentingnya kehidupan beragama di tengah-tengah masyarakat Pesisir Selatan. Visi agamais yang menjadi bagian dari beberapa cita-cita Pesisir Selatan pada masa kepemimpinan Hendrajoni-Rusma Yul Anwar di Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan.

Penulis mencoba mengelaborasikan visi ini dengan melihat perkembangan pembangunan yang terjadi di Pesisir Selatan saat ini. Penulis melihat wujud tersebut tidak hanya berupa program-program yang telah ada sebelumnya seperti bantuan honor untuk guru mengaji dan bantuan untuk pembangunan masjid. Sebuah inovasi baru dilakuan saat ini melalu program terbaru yaitu pembinaan pada Lembaga Didikan Subuh, MDTA dan Pondok Al-qur’an dalam bentuk pemberian bantuan operasional dan honor pengajar. Pelaksanaan ini terintegrasi dengan Pemerintah Nagari setempat. Setidaknya ada 2 program baru yang berhasil dilaksanakan yakni imam mesjid dan pembangunan mesjid terapung.

Selain itu, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan juga melakukan 1  orang imam tahfidz al quran di setiap kecamatan, dimana para imam tahfidz ini ditugaskan untuk melakukan pembinaan kepada pondok-pondok Al-Qur’an dan lembaga-lembaga keagamaan lainnya yang ada di nagari tempat dia bertugas. Saat ini sudah tercatat ada 9 orang Imam Mesjid yang tersebar di beberapa kecamatan yang ada di Pesisir Selatan.

Penulis mengamati dalam proses penyeleksian imam mesjid ini menggunakan standardisasi yang ketat dan tinggi. Salah satunya mereka yang menjadi imam mesjid ini adalah hafidz Qur’an minimal 5 Juz. Selain wawancara Al Hafiz, praktek shalat, khutbah dan azan, materi uji seleksi ini diantaranya, manajemen mesjid, sosial kemasyarakatan dan pengetahuan agama Islam. Proses seleksi juga dilakukan oleh akademisi, birokrat, tokoh agama dan tokoh masyarakat. (sumber : berita.pesisirselatankab.go.id)

Kita berharap program seperti ini perlu dilanjutkan karena dapat dijadikan parameter dalam pengukuran visi di bidang keagamaan. Mengapa demikian? Penulis mencoba menganalisanya sebagai berikut, dengan adanya 1 orang imam mesjid yang melakukan tugasnya di setiap kecamatan. Para imam mesjid ini juga dibekali pengetahuan manajemen mesjid yang baik.  Mereka akan melakukan pembinaan keagamaan ke tingkat nagari. Katakanlah di setiap kecamatan ada 10 Nagari yang memiliki setidaknya 1 Pondok Al-Qur’an dengan santri sebanyak 20 orang dan 2 orang pengasuh. Setidaknya sekitar 420 orang di setiap kecamatan atau lebih kurang 6.300 orang di seluruh Kabupaten Pesisir Selatan yang aktif kegiatan keagamaannya setiap bulan. Nuansa agamais akan menjadi bagian dari masyarakat Pesisir Selatan.

Lebih lanjut sebuah nuansa agamais yang terjadi memerlukan sebuah simbol yang menyatakan visi tersebut. Mesjid Terapung. Bupati Pesisir Selatan H. Hendrajoni mengatakan pembangunan masjid tersebut dengan biaya Rp27,5 miliar sebagai upaya mewujudkan pariwisata halal dan ikon baru kabupaten tersebut. Selain itu juga Pembangunan masjid ini merupakan salah satu upaya mencapai visi daerah yang bertekad mewujudkan masyarakat yang agamais. (Antaranews.com)

Untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Pesisir Selatan, pemerintahannya secara konsisten melakukan berbagai inovasi dan integrasi di bidang pariwisata. Sebagaimana diketahui Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah menerbitkan Perda Nomor 1 tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Wisata Halal. Dalam hal ini Wisata halal yang dimaksud adalah seperangkat layanan tambahan bagi turis muslim agar bisa berwisata dengan nyaman, tetapi tetap bisa menjalankan kewajiban beribadah, mendapatkan akses untuk kuliner yang higienis dan halal. Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan meliha peluang ini dengan mewujudkannya melalui pembangunan mesjid terapung. Sebuah langkah brilian untuk menunjukkan simbolik Pesisir  Selatan sebagai daerah yang agamais. Simbolik yang jika dilihat pada sudut pandang ke dalam Pesisir Selatan dengan aktivitas keagamaan yang mulai bergerak dinamis melalui program imam mesjid sebagai pemicunya. Simbolik yang jika dilihat dari perspektif ke luar berupa promosi destinasi wisata baru dengan nuansa religius di Sumatera Barat dan Indonesia. Sekaligus Sebagai bukti konsistensi Pemerintahan Kabuapaten Pesisir Selatan dalam pengembangan pariwisata di kawasan Pantai Carocok Painan.

Sebagai penutup, penulis menyimpulkan bahwa visi agamais di Pesisir Selatan perlu dilanjutkan karena ia telah menjadi kebutuhan masyarakat. Simbolisasi dan eksistensi visi ini telah diperlihatkan dan dapat diukur dengan parameter yang nyata. Tinggal bagaimana kita melanjutkan implementasinya ke dalam kehidupan sehari-hari secara konsisten. Demi menuju Pesisir Selatan yang madani, semoga.

Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan Portal Resmi Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan merupakan Wadah informasi bagi masyarakat dari pemerintah. Kabupaten Pesisir Selatan adalah sebuah kabupaten di Sumatera Barat, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 5.749,89 km² dan populasi ±420.000 jiwa. Ibu kotanya ialah Painan.
© 2024 Kabupaten Pesisir Selatan. Follow Me : Facebook Youtube