Headline News

header-int

Sektor Kelautan & Perikanan

Posted by : Administrator

Secara geografis Kabupaten Pesisir Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia dengan panjang pantai ±234 Km. Sentra penangkapan dan aktivitas yang sudah dilengkapi dengan infrastruktur Pelabuhan Pendaratan Ikan diantaranya di Carocok Tarusan Kecamatan Koto XI Tarusan, Kecamatan Sutera, Kecamatan Lengayang dan Kecamatan Linggo Sari Baganti. Dibidang perikanan juga terdapa beberapa potensi peluang investasi serta yang sudah ada tersebut masih dapat dilakukan pengembangan diantaranya:

 

No. JENIS INVETASI KECAMATAN/ LOKASI STATUS KEPEMIIKAN NILAI IVETASI YANG SUDAH ADA PELUANG POTENSI INVESTASI KETERANGAN
1 Cold Storage Koto XI Tarusan Belum Ada   Penyimpanan ikan  
IV Jurai Belum ada Belum ada    
Lengayang DKP DKP 1.360.450.000 Masih butuh investasi
Linggo Sari Baganti Belum Ada Belum ada    
2 Pabrik Es Koto XI Tarusan Belum Ada   Pembekuan ikan/ pengawetan ikan  
IV Jurai Swasta/Pemda   Masih butuh investasi
Lengayang DKP 1.627.482.958 Masih butuh investasi
Linggo Sari Baganti Belum Ada    
3 Travelits IV Jurai Belum ada 4.435.239.858 Mengangkat kapan untuk bocking  
Lengayang DKP Masih butuh investasi
4 KIA Kerapu Mandeh Koto XI Tarusan Masyarakat 16.860.000.000 Pembibitan Ikan Masih butuh investasi
IV Jurai Masyarakat Masih butuh investasi
5 KIA Kerapu Sungai Nyalo PT Dempo 625.000.000 Masih butuh investasi
6 KIA Kerapu Sungai Nyalo PT Andalas Samudera Sejati .200.000.000 Masih butuh investasi
7 Hetchery Sungai Nyalo Belum ada   Tempat memproduksi benih ikan Masih butuh investasi
IV Jurai DKP   Masih butuh investasi
Lengayang     Masih butuh investasi

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu udang putih yang cukup komersial (BBAP Situbondo, 2006). Udang vaname merupakan spesies asli perairan Pasific, yang banyak ditemukan di pantai Barat Meksiko hingga Peru. Udang ini mulai diperkenalkan untuk dibudidayakan di Asia pada tahun 1996 di Taiwan dengan mengimpor calon induk vaname dari Hawaii. Selanjutnya upaya ini menjalar ke Cina, Myanmar, Indonesia dan dibeberapa negara di Asia Tenggara.

      Budidaya udang vaname di Indonesia saat ini merupakan andalan sektor perikanan budidaya dan menjadi prioritas pengembangan akuakultur di Indonesia untuk meningkatkan perekonomian nasional. Dalam periode 2012 -2018 kontribusi nilai ekspor udang terhadap nilai ekspor perikanan Indonesia rata-rata mencapai 36,27 % (BPS, 2019). Artinya komoditas udang memiliki peranan yang sangat signifikan terhadap kinerja ekspor komoditas perikanan Indonesia.Pada tahun 2018 tercatat volume ekspor udang sebesar 197,43 ribu ton dengan nilai USD 1.742,12 juta (DJPB, 2019). Pada periode tahun 2019 capaian produksi udang 517.397 ton dan ditargetkan mengalami kenaikan sebesar 250 % pada tahun 2024 menjadi sebesar 1.290.000 ton dengan nilai produksi dari 36,22 Trilyun pada 2019 menjadi sebesar 90.30 Trilyun pada 2024 (KKP, 2020).

       Saat ini jumlah petambak yang bekerja pada sektor budidaya air payau mencapai 389 ribu orang (KKP, 2019). Jumlah petambak atau sumber daya manusia yang dibutuhkan bekerja pada sektor ini akan terus meningkat dengan program peningkatan produksi perikanan hingga tahun 2024 terutama produksi udang yang akan menargetkan penambahan luas lahan 100.000 hektar (KKP, 2020). Budidaya udang vaname di Indonesia sudah berkembang pesat disentra produksi perikanan seluruh wilayah Indonesia dan akan dikembangkan di beberapa wilayah baru terutama di wilayah Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Maluku dan Maluku Utara. Saat ini produktivitas budidaya udang vaname berkisar antara 10 – 50 ton/hektar/siklus tergantung model budidaya yang dikembangkan mengikuti kemajuan teknologi dari sistem semi intensif hingga super intensif (KKP, 2020)

      Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan peningkatan produksi udang nasional sebesar 250% dalam lima tahun ke depan (2019-2024). Untuk mencapai target tersebut harus didukung dari berbagai aspek salah satunya adalah pemanfaatan teknologi digital. Pemanfaatan teknologi digital sangat erat hubungannya dalam era Revolusi Industri ke-4 atau lebih dikenal dengan nama Industri 4.0.

     Salah satu program KKP yang mengusung semangat Industri 4.0 adalah pembangunan Millenial Shrimp Farming (MSF) atau generasi milenial bertambak udang. Program ini dilaksanakan sebagai upaya pemerintah untuk melibatkan kaum milenial untuk mencoba mengembangkan budidaya udang. Model tambak ini diyakini cocok untuk generasi milenial dalam hal kepraktisannya untuk berbudidaya saat ini. Berbeda dengan tambak konvensional, model tambak ini tidak membutuhkan lahan luas, berbentuk bulat, fleksibel karena bisa dibongkar pasang dengan ukuran kolam yang bisa disesuaikan dengan lahan yang ada.

Pengembangan perikanan budidaya udang vaname diyakini bisa menjaga keberlanjutan lingkungan dan mendorong perputaran ekonomi bagi masyarakat serta daerah. Salah satu caranya adalah dengan teknologi pengelolaan tambak.

Selain itu, pasar udang yang menjanjikan dan didukung teknologi meningkatkan produksi menjadi alasan agar Provinsi Sumbar dapat mengembangkan komoditas perikanan tersebut.


Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan Portal Resmi Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan merupakan Wadah informasi bagi masyarakat dari pemerintah. Kabupaten Pesisir Selatan adalah sebuah kabupaten di Sumatera Barat, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 5.749,89 km² dan populasi ±420.000 jiwa. Ibu kotanya ialah Painan.
© 2024 Kabupaten Pesisir Selatan. Follow Me : Facebook Youtube