Pesisir Selatan--Tanda sejarah pusat percetakan uang di Kampung Koto Pulai, Nagari Kambang Timur, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan-Sumatera Barat masih ada hingga saat ini. Salah satunya, monumen tugu uang yang dibangun pemerintah di daerah itu.
Monumen ini memiliki tiga pantung pejuang dengan ukiran mata uang Rp25 dan Rp50 serta ukiran tulisan yang menandakan sejarah itu pernah ada. Tugu monumen ini diperkirakan memiliki tinggi 4 meter dan lebar 1,5 meter diatas tanah seluas 15 meter persegi berlantai keramik dengan hamparan bukit.
Monumen tugu uang ini terletak di gerbang masuk Kampung Koto Pulai yang berbatasan langsung dengan Kampung Koto Kandis, Nagari Kambang Timur. Berjarak sekitar 16 kilometer dari pusat Kecamatan Lengayang, tugu ini dibangun pada tahun 2004 lalu.
"Tugu ini adalah bukti monumen, sejarah percetakan uang yang pernah di Koto Pulai. Diperkirakan sudah dibangun 13 tahun lalu oleh pemerintah kabupaten," terang Gendril (43), pemerhati Kampung Koto Pulai.
Kata Gendril, Kampung Koto Pulai ini tidak hanya banyak dengan peninggalan sejarahnya, tapi juga memiliki tanah yang subur dengan pemandangan yang asri. "Warga disini ada yang jadi petani karet, sawit, pinang dan padi. Binatang hutan juga masih banyak di daerah ini," jelasnya.
Menurutnya, dengan adanya peninggalan sejarah dan monumen yang dibangun di daerah itu, sejarah yang ada bisa terus diabadikan. Sebab, jika tidak diberi perawatan khusus untuk pengawetnya, secara perlahan tugu tersebut akan rapuh dan semakin tak terawat.
"Kalau bisa direhap sekali setahun atau ditentukan waktunya supaya bentuk dan ukirannya bisa terus diperbaharui. Setidaknya, peninggalan sejarah itu bisa selalu terjaga dan bisa menjadi kenangan bagi generasi dari masa ke masa," tutupnya.