Pesisir Selatan--Tingginya nilai ekonomi yang dihasilkan melalui pengembangan budidaya kerang mutiara, diyakini bisa dijadikan sebagai salah satu sumber mata pencaharian bagi masyarakat nelayan di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).
Dikatakan demikian, sebab potensi pengembangan budidaya kerang mutiara itu dapat dilakukan di beberapa kawasan pesisir pantai di daerah itu.
Diantaranya, di Teluk Mandeh Kecamatan Koto XI Tarusan, Teluk Sungai Nipah Kecamatan IV Jurai, dan Teluk Sungai Bungin di Kecamatan Batang Kapas.
Kepala Perikanan Pessel, Andi Syafinal, mengatakan kepada pesisirselatan.go.id Selasa (27/7) di Painan, selain budidaya ikan, karang mutiara juga memiliki potensi yang sangat besar bisa dikembangkan di perairan laut Pessel.
"Usaha budidaya kerang mutiara memang sangat menguntungkan secara ekonomi bagi masyarakat nelayan. Sebagai daerah pesisir pantai, pengembanganya bisa dilakukan di beberapa kawasan di daerah ini. Diantaranya, di Teluk Mandeh Kecamatan Koto XI Tarusan, Teluk Sungai Nipah di Kecamatan IV Jurai, dan Teluk Sungai Bungin di Kecamatan Batang Kapas," katanya.
Karena bergerak di bidang usaha budidaya kerang mutiara sangat menguntungkan secara ekonomi, serta juga bisa sebagai sumber ekonomi alternatif bagi para nelayan, maka secara bertahap pemerintah daerah (Pemda) melalui Dinas Perikanan akan terus berupaya mengajak para investor untuk berinvestasi.
Dia mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih terus melakukan penguatan kelembagaan yang bergerak disektor budidaya di daerah itu.
"Kalau selama ini kita lebih menonjolkan usaha yang bergerak disektor budidaya ikan, kedepan pengembanganya juga dilakukan terhadap jenis lain seperti budidaya kerang mutiara. Sebab pengembanganya sangat besar di daerah ini," jelasnya.
Ditambahkanya bahwa mutiara merupakan salah satu komoditas unggulan sektor kelautan yang bernilai ekonomi tinggi, serta memiliki prospek pengembangan usaha yang sangat menjanjikan.
Hal itu dapat dilihat dari semakin banyaknya peminat perhiasan mutiara, sehingga harganya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
" Agar potensi alam yang dimiliki oleh Pessel dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat, sehingga pemilik modal kita diajak untuk berinvestasi. Ini dapat dilakukan, karena tiram mutiara yang semula hanya diperoleh hidup alami di laut, sudah dapat dibudidayakan melalui teknologi, yang sebagian besarnya memang masih dikuasai oleh bangsa asing," ujarnya.
Diungkapkannya bahwa usaha budidaya kerang mutiara memang membutuhkan nilai investasi yang cukup besar.
Dikatakan demikian, karena untuk 10 ribu biji tiram yang akan dibudidayakan saja, membutuhkan modal hingga Rp 1 miliar.
"Berdasarkan hal itu, sehingga pemilik modal untuk mau berinfvestasi, perlu lebih diyakinkan lagi bahwa usaha ini sangat cocok dan sangat menjanjikan secara ekonomi bila dikembangkan di Pessel," tutupnya. (05)