Headline News

header-int

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD): Pengaruhnya Terhadap Kemampuan Sosial Anak

Rabu, 08 Oktober 2025, 16:32:56 WIB - 94 | Kontributor : Vijehan Angkat, S.Ds.
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD): Pengaruhnya Terhadap Kemampuan Sosial Anak

Anak-anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) sering kali menghadapi kesulitan yang lebih besar daripada teman-teman sebaya mereka dalam hal bersosialisasi. Gejala seperti ketidakmampuan untuk fokus, tingkat energi yang berlebihan, dan impulsivitas dapat membuat interaksi sosial menjadi tantangan. Mereka mungkin kesulitan mengikuti percakapan, menunggu giliran, atau bahkan mengerti isyarat sosial yang halus, seperti ek spresi wajah atau nada suara. Semua ini bisa membuat mereka merasa terisolasi atau kesulitan membangun persahabatan yang kuat. Namun, meskipun anak-anak dengan ADHD menghadapi hambatan-hambatan tersebut, mereka masih memiliki kemampuan untuk mengembangkan keterampilan sosial yang sehat dengan pendekatan yang tepat. Dengan dukungan dan pemahaman yang benar, anak-anak ini dapat belajar untuk mengatasi tantangan sosial yang mereka hadapi, membuka jalan untuk hubungan yang lebih positif dan bermakna.

Apa itu ADHD?

ADHD adalah kondisi neurodevelopmental yang ditandai dengan tiga gejala utama: inatensi (kesulitan untuk memusatkan perhatian), hiperaktif (tingkat aktivitas yang berlebihan), dan impulsivitas (tindakannya yang tergesa-gesa dan tidak terkontrol). Gejala ini dapat bervariasi dari individu ke individu dan bisa berbeda dalam tingkat keparahannya. Meskipun sebagian besar anak mengalami gejala ini dalam tingkat tertentu, pada anak dengan ADHD, gejala-gejala tersebut cukup signifikan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari mereka, termasuk dalam berinteraksi dengan orang lain.

Dampak ADHD pada Kemampuan Sosial Anak

Kemampuan untuk bersosialisasi adalah salah satu keterampilan penting yang perlu dikembangkan anak-anak. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk berkomunikasi, bekerja sama, memahami emosi orang lain, dan menjaga hubungan interpersonal yang sehat. Namun, anak dengan ADHD sering kali menghadapi kesulitan dalam aspek-aspek ini, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi hubungan mereka dengan teman sebaya dan orang dewasa.

  1. Kesulitan dalam Menjaga Perhatian pada Percakapan
    Anak-anak dengan ADHD sering mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian untuk waktu yang lama. Mereka cenderung mudah teralihkan oleh rangsangan di sekitar mereka, bahkan dalam situasi sosial. Dalam percakapan, anak dengan ADHD mungkin terputus-putus atau bahkan tidak mendengarkan teman atau lawan bicara mereka dengan baik. Hal ini dapat membuat anak kesulitan dalam membentuk ikatan yang kuat dengan teman-temannya, karena mereka tidak sepenuhnya terlibat dalam interaksi.
  2. Impulsivitas yang Mempengaruhi Perilaku Sosial
    Impulsivitas merupakan salah satu gejala utama ADHD. Anak-anak dengan impulsivitas tinggi sering kali bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. Ini bisa mencakup berbicara tanpa menunggu giliran, mengganggu percakapan, atau bahkan bertindak secara agresif. Perilaku seperti ini bisa membuat teman sebaya merasa tidak nyaman atau bahkan menjauh, yang menghambat perkembangan keterampilan sosial yang sehat.
  3. Kesulitan dalam Mengatur Emosi
    Anak-anak dengan ADHD sering kesulitan mengatur emosi mereka, terutama dalam situasi yang menegangkan atau ketika mereka merasa frustrasi. Mereka mungkin meledak marah atau merasa sangat kecewa jika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan mereka. Reaksi emosional yang berlebihan ini bisa menantang dalam interaksi sosial dan sering kali membuat anak-anak ini sulit untuk mengelola hubungan sosial yang harmonis.
  4. Gangguan dalam Memahami Isyarat Sosial
    Kemampuan untuk membaca isyarat sosial — seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, atau nada suara — sangat penting dalam membangun hubungan sosial yang efektif. Anak-anak dengan ADHD terkadang kesulitan untuk mengenali atau merespons isyarat-isyarat ini dengan tepat. Misalnya, mereka mungkin tidak menyadari bahwa temannya merasa kesal atau tidak nyaman dengan suatu situasi, yang dapat menyebabkan ketegangan atau perasaan disalahpahami dalam hubungan sosial mereka.

Mengatasi Tantangan Sosial pada Anak dengan ADHD

Meskipun ADHD dapat mempengaruhi kemampuan sosial anak, ada berbagai cara yang dapat dilakukan orang tua, pendidik, dan terapis untuk membantu anak-anak ini mengembangkan keterampilan sosial mereka.

  1. Pelatihan Keterampilan Sosial
    Salah satu cara terbaik untuk membantu anak dengan ADHD adalah dengan memberikan pelatihan keterampilan sosial secara langsung. Ini bisa dilakukan melalui latihan role-playing (bermain peran), yang memungkinkan anak-anak untuk berlatih situasi sosial yang nyata dalam suasana yang aman dan terkontrol. Misalnya, anak dapat berlatih cara meminta bantuan, berterima kasih, atau menunggu giliran. Pelatihan keterampilan sosial ini dapat mengajarkan mereka cara berkomunikasi secara lebih efektif dan membangun hubungan yang lebih sehat dengan teman sebaya.
  2. Menciptakan Struktur dan Rutinitas
    Anak-anak dengan ADHD sering kali merasa lebih nyaman ketika mereka memiliki rutinitas yang terstruktur dengan jelas. Ini tidak hanya membantu mereka dalam hal akademik atau tugas-tugas rumah, tetapi juga dalam interaksi sosial. Orang tua dan guru dapat menciptakan lingkungan sosial yang terstruktur, misalnya dengan menjadwalkan waktu bermain bersama teman-teman atau kelompok. Rutinitas ini membantu anak-anak merasa lebih percaya diri dalam situasi sosial karena mereka tahu apa yang diharapkan dari mereka.
  3. Meningkatkan Kemampuan Mendengarkan dan Berbicara
    Melatih anak dengan ADHD untuk lebih fokus dan aktif mendengarkan adalah hal yang sangat penting. Latihan-latihan sederhana, seperti meminta anak untuk mengulang kembali apa yang baru saja mereka dengar, dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi. Selain itu, penting juga untuk mengajarkan mereka tentang giliran berbicara dalam percakapan, agar mereka lebih mudah berinteraksi tanpa mengganggu orang lain.
  4. Memberikan Penguatan Positif
    Penguatan positif sangat penting untuk anak dengan ADHD. Saat anak menunjukkan perilaku sosial yang baik, seperti menunggu giliran atau berbicara dengan sopan, berikan pujian atau hadiah kecil sebagai bentuk penguatan. Hal ini akan mendorong mereka untuk terus mengembangkan keterampilan sosial tersebut dan merasa dihargai dalam interaksi sosial mereka.
  5. Melibatkan Anak dalam Aktivitas Sosial
    Anak-anak dengan ADHD sering kali merasa kesulitan untuk berinteraksi dalam kelompok besar. Oleh karena itu, orang tua dan guru dapat mencoba melibatkan mereka dalam aktivitas sosial yang lebih kecil dan lebih terstruktur, seperti kegiatan ekstrakurikuler atau kelompok bermain yang lebih intim. Aktivitas-aktivitas ini dapat membantu anak belajar cara berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan yang lebih nyaman dan kurang menegangkan.

ADHD dapat memengaruhi kemampuan sosial anak dengan cara yang cukup signifikan, mulai dari kesulitan dalam menjaga perhatian hingga tantangan dalam mengelola emosi dan impuls. Namun, dengan pendekatan yang tepat, anak-anak dengan ADHD dapat belajar mengembangkan keterampilan sosial yang sehat. Melalui pelatihan keterampilan sosial, menciptakan rutinitas yang terstruktur, dan memberikan penguatan positif, anak-anak ini dapat merasa lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan teman-teman mereka. Dengan dukungan yang tepat dari orang tua, pendidik, dan masyarakat, anak-anak dengan ADHD dapat tumbuh menjadi individu yang mampu menjalin hubungan sosial yang bermakna dan sukses dalam kehidupan mereka.

Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan Portal Resmi Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan merupakan Wadah informasi bagi masyarakat dari pemerintah. Kabupaten Pesisir Selatan adalah sebuah kabupaten di Sumatera Barat, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 5.749,89 km² dan populasi ±420.000 jiwa. Ibu kotanya ialah Painan.
© 2025 Kabupaten Pesisir Selatan. Follow Me : Facebook Youtube