
Pesisir Selatan--Semangat gotong royong masyarakat Nagari Lakitan Selatan, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan, berhasil mendorong pembangunan jalan evakuasi tsunami sepanjang 1.220 meter. Pencapaian ini jauh melebihi target awal sepanjang 600 meter yang dirancang menggunakan Dana Desa (DD) tahun 2025 sebesar Rp100 juta.
Pembangunan ini melibatkan partisipasi aktif warga Kampung Koto Raya yang tidak hanya menyumbangkan tenaga, tetapi juga dengan sukarela menyerahkan lahan tanpa meminta ganti rugi. Langkah ini dinilai sebagai kontribusi besar yang membuat proyek berjalan lebih luas dari rencana semula.
Penjabat (Pj) Wali Nagari Lakitan Selatan, Suhardi, Sutan Sang Sulaiman, menjelaskan bahwa pembangunan jalan tersebut merupakan bagian dari upaya kesiapsiagaan menghadapi potensi tsunami, mengingat wilayah tersebut berada di zona merah rawan bencana.
"Saya mengapresiasi tingginya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya jalur penyelamatan yang dibangun melalui DD ini," katanya, Rabu (8/10/2025).
Masyarakat, kata Suhardi, bahkan rela kehilangan tanaman produktif yang telah tumbuh puluhan tahun demi kepentingan bersama. Jalan tersebut dibangun dengan sistem padat karya tunai, yang melibatkan tenaga kerja lokal sebagai bentuk pemberdayaan sekaligus penguatan rasa memiliki terhadap hasil pembangunan.
Saat ini, jalan evakuasi sepanjang 1,2 kilometer telah rampung dibangun dengan pondasi kuat serta sistem drainase di beberapa titik. Pemerintah Nagari juga merencanakan pemasangan lampu penerangan dan penanaman pohon pelindung di sepanjang jalur demi kenyamanan dan keamanan warga.
Ketua Badan Musyawarah (Bamus) Nagari Lakitan Selatan, Edi Supardi Datuak Tan Piaman, menyebut keberhasilan ini sebagai bukti bahwa solidaritas sosial masyarakat di nagari masih sangat kuat.
"Saya menilai proyek ini tidak hanya menghadirkan infrastruktur, tapi juga mempererat kebersamaan dan gotong royong antar warga," ungkapnya.
Pendamping Desa Kecamatan Lengayang, Joni Ardi, turut mengapresiasi pelaksanaan proyek ini yang dinilainya sebagai bentuk pengelolaan Dana Desa yang efektif dan transparan. Menurutnya, keterlibatan masyarakat dalam setiap tahap pembangunan menjadi contoh baik bagi nagari-nagari lain di Pesisir Selatan.
Selain sebagai jalur evakuasi, jalan ini juga membuka akses baru ke area pertanian dan perkebunan warga. Akses transportasi menjadi lebih lancar, distribusi hasil tani semakin mudah.
"Bahkan ke depan, jalur ini sangat berpotensi dikembangkan sebagai destinasi wisata edukasi mitigasi bencana di nagari ini," jelasnya.