
Pesisir Selatan--Puskesmas Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), terus meningkatkan peran layanan kesehatan promotif dan preventif sebagai langkah strategis untuk menekan angka kesakitan masyarakat. Berbagai program edukasi dan deteksi dini penyakit kini gencar dilakukan, baik di lingkungan sekolah, nagari, maupun kelompok masyarakat rentan.
Upaya ini dilakukan sejalan dengan arahan pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan RI, yang menekankan pentingnya penguatan layanan primer berbasis pencegahan, bukan hanya pengobatan. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat di daerah, menjadi garda terdepan dalam menjalankan pendekatan ini.
Kepala Puskesmas Tarusan, dr Yessi Riva’i, mengatakan bahwa perubahan gaya hidup masyarakat dan tingginya beban penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, dan obesitas, menuntut langkah aktif dari fasilitas kesehatan tingkat pertama.
"Kita tidak bisa menunggu masyarakat datang sakit, baru kita tangani. Justru kita harus turun langsung ke lapangan, lakukan edukasi, skrining dini, dan pendampingan perubahan perilaku hidup sehat," ujar dr Yessi ketika dihubungi Rabu (24/9/2025).
Menurutnya, salah satu program unggulan Puskesmas Tarusan adalah Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindi PTM), yang digelar rutin di berbagai titik nagari. Melalui Posbindu, masyarakat dewasa diperiksa tekanan darah, gula darah, berat badan, dan faktor risiko lain secara gratis.
Selain itu, Puskesmas juga menggencarkan edukasi kesehatan reproduksi remaja dan pencegahan stunting melalui kegiatan UKS dan penyuluhan di sekolah. Yessi menyebutkan bahwa remaja harus menjadi sasaran utama karena mereka adalah generasi yang akan melahirkan generasi berikutnya.
"Kami juga aktif mendatangi sekolah-sekolah untuk menyampaikan materi tentang kesehatan remaja, anemia, dan pentingnya gizi seimbang. Jika sejak dini mereka sadar, maka risiko jangka panjang seperti stunting bisa dicegah," jelasnya.
Khusus dalam penanganan balita, pihaknya juga memperkuat program Kelas Ibu Hamil dan Kelas Balita sebagai wadah edukasi yang terstruktur. Di kelas ini, para ibu dibimbing langsung oleh bidan dan tenaga kesehatan tentang cara merawat kehamilan, menyusui, dan pemberian MPASI yang tepat.
Puskesmas Tarusan juga menjalin sinergi dengan pemerintah nagari, kader kesehatan, dan tokoh masyarakat, agar informasi kesehatan bisa lebih cepat diterima dan dipahami. Yessi menekankan, keberhasilan program kesehatan tidak hanya bergantung pada tenaga medis, tapi juga dukungan lintas sektor.
"Kalau semua pihak terlibat, maka budaya hidup sehat bisa terbentuk di masyarakat. Kita ingin menciptakan komunitas yang tidak hanya sembuh, tapi benar-benar sehat secara menyeluruh," tambahnya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak takut datang ke Puskesmas, apalagi untuk tujuan pemeriksaan rutin atau edukasi. Puskesmas bukan hanya tempat berobat, tapi juga pusat pembelajaran gaya hidup sehat.
"Pintu kami terbuka lebar untuk siapa saja. Jangan tunggu sakit parah. Semakin cepat dicegah, semakin mudah disembuhkan. Itu prinsip yang ingin kami tanamkan," tutupnya.