Painan,Desember -- Tingginya curah hujan yang terjadi sejak beberapa minggu belakangan ini, kondisi tersebut memberikan dampak semakin teerpuruk ekonomi masyarakat, pasalnya masyarakat tidak lagi bisa menjalankan aktifitasnya secara maksimal dalam memenuhi tuntutan kebutuhan keluarga, terutama bagi para nelayan dan petani di daerah Pessel.
Aldi 44 warga Tanjung Durian kecamatan Bayang Pessel mengakui, tingginya curah hujan sebagian besar nelayan kecamatan Bayang berhenti menangkap ikan di laut , takut terancam badai dan gelombang besar,bahkan sebagian masyarakat juga ada yang alih profesi dengan usaha lain yang mendatangkan hasil
“Cuaca ekstrim,†bagi para petani merupakan kendala yang cukup serius dalam menggarap lahan pertanian, apalagi mereka yang hidupnya sebagai penerima upah, maka sebagian besar memilih untuk tidak bekerja, karena khawatir takut terancam berbagai penyakit.
Hujan yang berkepanjang juga membuat masyarakat Pessel merasa resah dan merasa khawatir akan dapat mengundang bencana banjir dan longsor, terutama bagi masyarakat yang bermukim disepanjang aliran sungai dan di bawah kaki bukit, apalagi daerah Pessel salah satu daerah yang rawan bencana alam di Sumbar
“Tak heran,†setiap cuaca hujan ratusan rumah masyarakat di Pessel sering terendam banjir,kemudian daerah yang sering berlanggan banjir, Kecmatan Koto XI Tarusan, Kecamatan Bayang, Kecamatan Sutera, Lengyang dan Siluat.
Musibah banjir membuat kerugian bagi masyarakat, apalagi banyak ternak peliharaaan yang mati , salah satu nagari yang sering langganan banjir di kecamatan Bayang yaitu nagari Gurun Panjang Bayang Pessel, setiap cuaca hujan air sungai batang lumpo selalu meluap ke daerah pemukiman masyarakat, kondisi ini perlu menjadi perhatian pemerintah.
Camat Bayang Alfis Basyir mengatakan, masalah yang memicu terjadinya banjir di nagari Gurun Panjang akibat sungai yang dangkal, kemudian berbelok-belok mengakibat arus air sungai tidak lancar menuju muara, pihaknya telah menyampaikan masalah ini kepada pemerintah agar sungai tersebut dapat dilakukan normalisasi dengan pelurusan alur sungai.
Masyarakat bersedia menyerahkan tanah yang terpakai untuk pembangunan pelurusan alur sungai tanpa ganti rugi, namun saat ini menunggu survay dari dinas terkait untuk menentukan daerah pemindahan alur sungai yang diprioritaskan pelaksanaan pembangunannya , katanya (07)