Headline News

header-int

Kerinduan di batas cakrawala

Rabu, 26 September 2018, 13:11:09 WIB - 546 | Kontributor :

Di sekitar Mekkah banyak berdiri bangunan-bangunan tempat pemukiman pendatang dan penduduk Asli Mekah. Tak jauh dari pemukiman itu, terhampar padang pasir yang luas, seluas mata memandang. Di kala sore hari ramai dikunjungi masyarakat Makkah untuk melihat matahari terbenam di ujung cakrawala di batas langit. Warna keemasan, disela butir-butir halus debu ditiup angin padang pasir, memberi kesan kuat warna keemasan dan memerah hingga begitu indah dan menakjubkan.  Ada yang duduk duduk di pasir, dan di atas punggung onta bagi yang datang dengan ontanya.

Musim panas  dengan suhu yang sangat tinggi mengeluarkan hawa hangat  dari padang pasir ketika sore. Namun di pinggir padang pasir, terutama di dekat kebun kurma,   tempat banyak masyarakat Arab duduk menikmati sore, hawa panas tersebut ditiup angin padang pasir yang lembut sehingga menciptakan suasana sejuk.  Bagi Ilyas Yakub, ini adalah hiburan tersendiri di kala penat dan letih melakukan kegiatan hariannya.

Dalam pikiran Ilyas, ternyata kampungnya Asamkumbang jauh lebih indah dan mengesankan. Ada sungai yang bergemuruh tak jauh di depan rumahnya, yang berisi berbagai macam ikan, seperti ikan garing, ikan kapareh, ikan siluang, ikan mungkus, dan udang. Air jernih nan bening mengalir tak pernah henti.  Tak pernah dipengaruhi musim dan bulan.

Demikian juga kerindangan berbagai jenis pohon yang tumbuh di bukit Gunung Jantan dan Gunung Betina. Hujan yang sangat dirindukan penduduk Mekah, hampir setiap saat turun di kampungnya.  Berbagai macam burung di kala sore terbang kembali ke sarangnya di sekitar Asamkumbang, tak bisa lagi disaksikan di sekitar Mekah. Sesekali ada burung elang gurun, namun sangat sulit ditemukan di sekitar mekah, kecuali pada beberapa tempat di kebun pohon kurma agak jauh dari Mekah.

Kerinduan lain yang dirasakan Ilyas adalah senyum manis malu malu seorang gadis di kampung halamannya. Tinur, gadis manis yang ditinggalkkannya di Asam kumbang. Kadang yang dilakukan hanya sekedar memandang ke langit belahan timur, membayangkan kampung halaman berserta segenap isinya. Jika malam bulan purnama dia akan memandang bulan, dengan harapan di saat yang sama Tinur juga sedang memandang bulan dari beranda rumahnya.

Begitu indah dan hebatnya kampung yang ditinggalkannya. Jika tidaklah karena agama yang dianutnya, dan perintah Allah serta keinginan besarnya untuk menuntut ilmu sebagai mana pesan ayah/bunda dan gurunya, tak akan mungkin dia meninggalkan kampungnya Asamkumbang berlama lama. Apa yang dilihatnya dan dirasakan di Mekah, tidak sebanding dengan keindahan kampungnya, kecuali kesucian agama dan kesakralan agama di kampung Rasullulluah, manusia yang dia agungkan dan teladani. Ya Nabi Ibrahim dan Rasullullah, dialah manusia akhir zaman yang telah menyerunya  untuk datang ke Mekah.      

Mimpinya untuk melihat senyum gadis Arab di kala sore di pinggiran padang pasir ternyata sangat jarang dia dapatkan. Kalau pun ada yang datang bersama orang tuannya, namun dalam balutan pakaian yang tertutup. Hanya mata yang terlihat. Sangat sulit menemukan senyum wanita di Mekah ketika itu. Para wanita tinggal di rumah, yang berkeliaran di jalan hanya para lelaki berpakaian ihram. Atau putih putih. Kalau pun ada yang keluar dan ke masjidil Haram, mereka akan berpakaian tertutup atau bugra, hingga hanya mata yang tak ditutupi. Apalagi saat itu benturan paham wahabi dan non wahabi, yang secara keras kembali kepada ajaran islam menurut paham penganut wahabi sedang mendapat tempat di sebagian kalangan penduduk Arab Saudi.  Sehingga tak heran kadang kadang terjadi pembunuhan sesama penduduk Islam karena pemahaman dan pandangan yang berbeda tajam.

Ketika azam berkumandang dari Masjidil Haram, Ilyas dan kawan-kawannya kembali menuju Masjidil Haram untuk sholat. Setelah magrib mereka mengaji dan mengulang-ngulang pengetahuan yang diberikan guru dan Syehk nya dari pagi hingga sore. Yang dia selalu ingat dari gurunya, adalah jangan berguru kepada para syehk penganut paham wahabi, karena teramat keras dalam membedakan baik dan buruk.

Setelah setahun Ilyas di Mekah, makin banyak pendatang dari Asia seperti Malaysia, dan Nusantara. Mereka antara lain Muchtar Lutfi, Thaer Jalaluddin, dan banyak lagi.  Bersambung....

 

 

 

 

Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan Portal Resmi Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan merupakan Wadah informasi bagi masyarakat dari pemerintah. Kabupaten Pesisir Selatan adalah sebuah kabupaten di Sumatera Barat, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 5.749,89 km² dan populasi ±420.000 jiwa. Ibu kotanya ialah Painan.
© 2024 Kabupaten Pesisir Selatan. Follow Me : Facebook Youtube