Headline News

header-int

Petani Kesulitan Pupuk dan Permodalan

, 11 Februari 2013, 00:00:00 WIB - 344 | Kontributor : M. Joni, S.H

Painan, Februari 2013.  

Kelompok Tani (Keltan) Lakuak Subur Agri (Lasag) Lengayang membudidayakan melon selam sepuluh tahun terakhir. Bahkan kelompok tani tersebut sebelumnya juga telah sukses membudidayakan tanaman melon kualitas super.

Selain itu kegiatan budidaya melon telah menyerap puluhan tenaga kerja. Bahkan Kelompok Tani yang terdiri dari 11 orang pemuda kreatif dengan luas lahan garapan 15 hektar tersebut minggu depan akan memanen setengah hektar tanaman melon.

Hal itu di katakan Srihandoyo selaku Ketua Kelompok Tani Lasag di Lakuak,Kambang, Lengayang. Sri Handoyo menyebutkan, kedepan anggota kelompoknya semakin optimis bahwa tanaman melon akan menjadi produk pertanian yang utama di Kabupaten Pesisir Selatan.

"Bahkan kami yakin, budidaya melon akan menjadi lapangan kerja baru bagi ratusan masyarakat disini karena kualitas melon disini sangat bagus dan digemari pasar. Bahkan budidaya melon dapat dijadikan sebagai sumber mata pencaharian utama bagi anggota kelompok dan masyarakat setempat," kata Handoyo menjelaskan.

Menurutnya, setelah diuji dengan studi kelayakan yang komprehensif, satu hektar lahan membutuhkan 20 bal mulsa hitam perak (MPHP), jadi keuntungan setelah panen dari 1 hektar lahan bisa mencapai 60 juta rupiah. Dengan lamanya waktu terpakai hingga panen sekitar 2,5 bulan.

"Semakin besar usaha, semakin besar pula keuntungan yang diperoleh, sesuai dengan teori piramida terbalik. Untuk pengembangannya kami sangat mengharapkan dukungan pemerintah", ujar Sri Handoyo lagi.

Sementara untuk mensiasati masa panen, kedepan Keltan Lasag akan melakukan tanam bergilir. Misalnya tiga hektar lahan dibagi enam, kemudian setiap setengah hektar ditanami dalam waktu yang berbeda agar memudahkan dalam perawatan dan pemasaran hasil.

Namun untuk perkembangan tanaman melon di Lengayang khusunya dan Pesisir Selatan umumnya, petani selalu terkendala dengan tingginya harga pupuk dipasaran dan sulitnya akses permodalan.

Kelompok Tani Lasag melalui Ketua Kelompok Sri Handoyo menyebutkan, pemerintah hingga saat ini belum memberikan solusi atas dua persoalan diatas. Hingga kini petani masih berjalan sendiri-sendiri.

Padahal menurut Sri Handoyo, selain biaya tenaga kerja, maka biaya pemupukan merupakan biaya paling besar yang harus ditanggung oleh petani dalam membudidayakan tanaman melon merambat tersebut.

"Dengan rendahnya permodalan serta melambung dan langkanya harga pupuk di pasaran menyebabkan kegiatan petani di kelompok Lasag dan masyarakat lainnya terganggu," ujar Sri Handoyo lagi yang telah membudidayakan tanaman melon semenjak tahun 2002 lalu tersebut.

"Bahkan akibat keterbatasan modal banyak tanaman tidak dapat berkembang sebagai mana mestinya," ujar Sri Handoyo lagi yang telah membudidayakan tanaman melon semenjak tahun 2002 lalu tersebut. (09)

Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan Portal Resmi Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan merupakan Wadah informasi bagi masyarakat dari pemerintah. Kabupaten Pesisir Selatan adalah sebuah kabupaten di Sumatera Barat, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 5.749,89 km² dan populasi ±420.000 jiwa. Ibu kotanya ialah Painan.
© 2024 Kabupaten Pesisir Selatan. Follow Me : Facebook Youtube