Headline News

header-int

5. Ketimpangan Pendapatan Tidak Boleh Terlalu Besar

Senin, 07 Mei 2018, 14:13:58 WIB - 921 | Kontributor :

Pertumbuhan ekonomi, dan angka ICOR merupakan indikator-indikator penting dalam melihat perkembangan ekonomi dari sisi Teori Modernisasi. Namun indikator ini saja ternyata belum memuaskan banyak pihak, terutama penganut paham sosialis atau Teori Ekonomi Ketergantungan (dependensia). Apa yang disebut sebagai penetesan ke bawah (trickle down effect) sebagai manfaat dari pertumbuhan, memunculkan masalah siapa yang sesungguhnya yang memperoleh. Ternyata tidak banyak yang dapat manfaat, apalagi jika tidak diiringi dengan peningkatan kapasitas dari masyarakat berbasis trasdisional. Masyarakat miskin tidak punya akses untuk mendapatkan Trickle down effect, hal yang sering disuarakan para penganut paham ketergantungan (dependensia).

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di bidang industri, misalnya, namun masyarakat sekeliling kawasan industri, tidak banyak memperoleh manfaat sepanjang masyarakat tersebut tidak memperoleh pendidikan sesuai yang dibutuhkan oleh kawasan industri. Demikian juga masyarakat di sekitar kawasan pabrik pengolahan sawit, ternyata tidak memperoleh kesempatan kerja pada bidang bidang yang strategis, karena dikuasai oleh mereka yang memiliki keterampilan mesin, listrik, teknik industri, akuntan, yang rata-rata didatangkan dari tempat lain. 

Oleh karena itu, Garry Field dalam bukunya “Poverty, Inequality, and Development” menawarkan sektor apa yang sebaiknya di sebuah daerah didorong agar ketimpangan tidak terlalu besar akibat upaya yang intens dalam mengenjot pertumbuhan ekonomi. Dia menawarkan beberapa tipologi, yakni tipologi pertumbuhan dengan memperluas sektor modern, tipologi pembangunan yang memperkaya sektor modern, dan tipologi yang memperkaya sektor tradisional.

Dari ketiga tipologi ini, yang diusulkan untuk mengurangi ketimpangan (disparitas) adalah tipologi pembangunan yang memperkaya sektor tradisional. Pandangan ini didasarkan karena sebagian masyarakat hidup disektor pertanian, maka dengan menggenjot sektor pertanian, akan mendorong pertumbuhan secara merata, dan memberi manfaat yang banyak kepada kalangan masyarakat yang banyak pula. Secara matematis (bagi yang berminat mempelajarinya dapat dilihat Kurva Lorens) akan mengurangi penduduk miskin, dan mendorong pertumbuhan secara serentak. Oleh karena itu, perbaikan irigasi, pasar tradisional, jalan-jalan menuju pusat produksi, pengendalian harga, dan subsidi pupuk menjadi prioritas pemerintah.

Pabrik-pabrik pengolahan sawit (PKS) baru yang berdiri di sekitar Inderapura, Tapan, dan Lunang tentunya perlu menjadi perhatian penduduk setempat untuk menyesuaikan arah pendidikan menengahnya atau setamat SMA untuk belajar pada bidang yang menjadi kebutuhan pabrik. Selanjutnya beberapa dinas yang ada, seperti dinas tenaga kerja dan transmigrasi, dinas pendidikan, dan dinas pertanian untuk mensinergikan dengan kondisi ril hari ini.

Nah, untuk melihat apakah pembangunan yang telah dilakukan selama ini menuju kemerataan atau ketimpangan dapat diselidik dari angka koefisien gini atau koefisien gini, yang diambil dari nama seorang ahli statistik Italia, C.Gini, orang yang pertama merumuskan nya pada tahun 1912. Koefisien Gini secara sederhana (Todaro, 1995) dapat diartikan sebagai ukuran ketidak merataan /ketidakseimbangan/ketimpangan(pendapatan) agregat (keseluruhan) yang angkanya antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan sempurna).

Pada prakteknya daerah daerah yang ketimpangan pendapatannya tajam berkisar antara 0,5-0,7. Sedangkan ketimpangan pendapatan yang paling merata berkisar antara 0,20-0,35. Dan antara 0,35-0,5 merupakan daerah yang ketimpangan pendapatannya sedang. Propinsi Sumatera Barat tahun 2016/2017  memperlihatkan angka Gini sebesar 0,331 dan Pesisir Selatan 0,269 (yang berarti jauh lebih baik  kemerataan di Pesisir Selatabn di bandingkan dengan rata-rata di Sumatera Barat). Daerah lainnya seperti Padang, Solok, Sijunjung, Tanah Datar, Pariaman, Solok Selatan, Padang Panjang, jauh lebih timpang distribusi pendapatannya, karena rata-rata angka gini nya di atas 0,30.

Jika ditinjau dari angka gini di atas berarti arah pembangunan Pesisir Selatan sudah sejalan dengan visi Bupati yang hendak mencapai “kesejahteraan” bagi masyarakat Pesisir Selatan setelah kita mandiri, unggul, dan agamais.      

Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan Portal Resmi Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan merupakan Wadah informasi bagi masyarakat dari pemerintah. Kabupaten Pesisir Selatan adalah sebuah kabupaten di Sumatera Barat, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 5.749,89 km² dan populasi ±420.000 jiwa. Ibu kotanya ialah Painan.
© 2024 Kabupaten Pesisir Selatan. Follow Me : Facebook Youtube