Mentari kian terik membakar, namun tak menyurutkan semangat masyarakat untuk berkumpul ditenda guna menyaksikan peresmian kantor Wali Nagari Sungai Pulai Kecamatan Lunang pada hari Kamis, 31 Januari 2013.
Bupati Pesisir Selatan, Nasrul Abit dan sejumlah kepala SKPD yang mendampingi disambut dengan tari tradisional ala Jawa Timuran. Disamping dipadu dengan kesenian Minang.
Suasana kian meriah ketika dua tradisi Jawa dan Sumatera berpadu dalam alek nagari. Luar biasa ketika saluang beradu dengan bunyi gamelan.
Perpaduan yang sesungguhnya menggambarkan akulturasi yang terjadi sejak lama. Sejak pemukiman transmigrasi di Lunang Silaut dihuni oleh para transmigran dari berbagai daerah di Jawa dan Bali.
Puluhan tahun akulturasi berlangsung dalam kebersamaan, para transmigran sudah bergabung ditanah rantau dan orang asli menerima dengan sukacita.
Kebersamaan yang berbuah manis satu sama lain saling menghargai dan buahnya makin manis karenanya perjalanan pemerintahanpun berlangsung sukses.
Seperti siang itu, sejumlah orang dengan antusias mengapriasi kunjungan Bupati Pessel ke Silaut.
Bahkan pada saat Bupati Nasrul Abit berpidato beberapa kali aplous spontan dari warga. Nasrul Abit juga merasa senang disambut dengan dua adat yang berbeda tapi menarik.
"Saya merasa tersanjung disambut dengan semeriah ini, karena itu saya mengatakan bahwa antara warga pendatang dan masyarakat asli sudah berbaur dengan sangat baik, bahkan dua kesenian berbeda bisa disatukan" puji Nasrul.
Siang itu, akhirnya gedung megah yang dibangun dengan dana sebagian besar bersumber dari swadaya masyarakat resmi digunakan untuk aktivitas perkantoran Nagari Sungai Pulai.
Selepas peresmian Kantor Wali Nagari Sungai Pulai yang baru, rombongan Bupati Pesisir Selatan, Nasrul Abit bergerak menuju Kota Terpadu Mandiri (KTM) Silaut. Kota yang dibangun ditengah-tengah rimba Silaut kini tumbuh sebagai tempat pemukiman baru yang kian represantatif.