Hari Minggu (14/4) Menteri PDT Helmy Faisal Zaini diantar Bupati Pesisir Selatan Nasrul Abit dengan kapal Napoleon milik Pemkab menuju Pulau Cubadak. Pulau yang berada di Kawasan Wisata Mandeh Koto XI Tarusan itu ingin diperkenalkan oleh Pemkab Kabupaten ke menteri dengan harapan di lain tempat keelokan Pesisir Selatan diceritakan.
Spontan saja sesampai disana "Pak Menteri" takjub luar biasa akan keindahan dan keelokan Pulau Cubadak dan kawasan sekitar Mandeh. "Inilah serpihan sorga," katanya. Sebelumnya, sejumlah pejabat negeri ini juga telah diperkenalkan pada objek ini dan kawasan nan rancak itu mempesona siapapun yang datang berkunjung kesana.
Keesokan harinya, tepatnya Senin (15/4) rombongan bertolak ke Painan setelah menikmati keindahan wisata bahari. Lalu pukul 09.00 WIB Helmy Faisal Zaini menghadiri peringatan Hari Ulang Tahun ke -65 Pesisir Selatan dan pembukaan kegiatan Festival Langkisau (FL) tahun 2013 di Gedung Olah Raga Zaini Zein. Kegiatan tahunan yang telah masuk pada kalender pariwisata nasional itu mempertontonkan budaya dan tradisi masyarakat setempat, yang pada intinya bertujuan mengeksploitasi potensi wisata daerah itu dan berharap ada investasi masuk.
Siangnya, "Pak Menteri" juga membuka KPDT Expo 2013 yang dipusatkan di Pantai Carocok Painan. Maka pada kesempatan itu ia kembali menyebut soal serpihan sorga dimana ia telah bermalam disana. Diakui dari berbagai perjalanannya ke berbagai negara di belahan dunia sana, maka Pulau Cubadak dan kawasan sekitar sungguh belum ada tandingannya. "Sekali lagi, inilah serpihan sorga, cantik dan mempesona," katanya.
Dihari Ulang Tahun ke - 65 Kabupaten Pesisir Selatan, Helmy Faisal Zaini mencoba sandingkan sejumlah destinasi wisata dunia dengan objek wisata di negara ini. Ia mencontohkan Malaysia dengan sejumlah objek wisatanya mampu menyedot 28 juta pengunjung. Angka ini jauh melampaui jumlah penduduknya yang hanya 23 juta jiwa. Dari sektor ini Malaysia mampu mendapatkan penghasilan besar. Keberhasilan Malaysia menurutnya sangat ditentukan oleh promosi. Siapa yang mampu mempromosikan objek wisata dengan baik maka ia akan mendapatkan keuntungan lebih dari promosi itu.
Yang disampaikan menteri itu tentu bukan isapan jempol belaka dan dibalik itu ada tantangan besar. Pariwisata Pessel di Ulang Tahun Kabupaten ke - 65 itu bak musim kemarau tiba tiba diguyur hujan. Tiba tiba KPDT Expo, Festival Langkisau, HUT Pessel menjadi perhatian publik. Dua kegiatan pada HUT Pessel itu telah mendunia. Pemerintah telah berhasil meracik kegiatan yang dipercaya akan menyedot perhatian daerah luar.
Sebelum ada event internasional itu, pariwisata Pessel jalannya bak keong, lambat dan menjemukan meski ia sering pula disebut sebut dalam kerangka rencana pembangunan sebagai salah satu sektor unggulan. Bahkan karena kita tak bisa bersaing dengan tetangga yang punya sumber daya mineral melimpah, maka sektor pariwisata akan dimahkotai sebagai sektor paling handal di masa depan. Sampai disitu saja rupanya tidak mangkus. Sektor unggulan itu tidak juga bergerak lebih bagus.
Sering dikait kaitkan persoalan yang menimpa pariwisata Pessel. Misalnya bebenturannya budaya yang datang dan yang menunggu. Kondisi geografis dan akses. Selanjutnya isu gempa yang telah membuat trauma bahkan oleh sebagian besar orang juga dijadikan alasan untuk memposisikan Pessel sebagai daerah unrecommended untuk investasi dan destinasi.
Persoalan penyelenggaraan Festival Langkisau selama ini terletak pada lemahnya promosi. Pelaku usaha gamang menjajakan barangnya ke Pessel lantaran diluar sana orang tidak menerima informasi yang utuh terkait Festival Langkisau. Oleh karenanya sering tidak sebanding biaya yang dikeluarkan pelaku usaha disini akibat lemahnya kampanye wisata. Pelaku usaha sudah mencoba dan menjalani sendiri bahwa biaya untuk kampanye wisata tidak sedikit. Lantas begitu ada kegiatan KPDT Expo, Festival Langkisau dan HUT Pessel, Pessel harus menangkapnya sebagai momen yang pas untuk promosi dengan biaya tidak terlalu mahal. KPDT Expo dan serangkaian kegiatan lainnya diharapkan menjadi pasar bagi kalangan usaha.
Rupanya promosi tidak bisa dikesampingkan untuk penyelenggaraan kegiatan setingkat Festival Langkisau dan apapun namanya, jika tidak ingin helat ini ditinggal orang. Biaya untuk promosi besar sekali. Pessel perlu mencoba mengampanyekan pariwisatanya di media yang ditonton dan dibaca orang. Jangan hanya mempunyai target sekedar bisa menyelenggarakan saja. Nah itulah yang telah dilakukan sejumlah ikon ikon wisata dunia, misalnnya Malaysia dengan the trully asia justru terus menerus beriklan di TV jaringan internasional.