Headline News

header-int

12-4-2018 : Kegaduhan di pagi hari

Kamis, 12 April 2018, 08:47:19 WIB - 630 | Kontributor :

Segera mereka masuk dengan membungkuk, menghindari cahaya dan menyisir kegelapan subuh. Menuju ke rumah yang dituju. Menyelinap menghindari para penjaga komplek istana.  Sebagian penjaga dalam tidur nyenyak, karena hari sudah mulai subuh, sehingga tak ada yang perlu mereka kuatirkan. Penjagaan di rumah sultan dan sekitarnya juga terlihat sepi.

Ada dua orang penjaga yang duduk dan tertunduk ngantuk di dekat rumah yang dituju. Tanpa membuang waktu dengan keahlian sebagai seorang prajurit, langsung mereka cekik dan plintir dari belakang. Penjaga yang tertidur itu, terkulai lemas, dan tak bernafas lagi. Para penyergap yang merupakan anak buah pangeran Indra Bangsa itu masuk ke rumah dan kamar yang dituju. Mereka telah mempelajari denah dan gambar dalam rumah sesuai penglihatan telek sandi yang dipekerjakan di rumah Sultan oleh Pangeran Indra Bangsa. Kebetulan kamar yang dituju tidak terkunci.

Mereka masuk dengan senyap, dan melihat se-seorang yang sedang bangun dan akan duduk sambil mengusap-ngusap matanya. Orang yang akan duduk itu adalah Tuo Kambang, yang biasanya beliau selalu bangun pagi-pagi  untuk siap siap sholat subuh. Beliau mulai duduk dan   menghadap ke arah jendela. Tanpa disadarinya, Tuo Kambang disergap dari belakang oleh seseorang. Tuo kambang langsung menjatuhkan diri dari tempat tidur dan dengan cepat merunduk sambil mensejajarkan tubuhnya dengan lantai, sebagai langkah awal gerak silat buayo lalok.  Kaki Tuo kambang langsung menghujam ke perut penyerang dan ke bagian kemaluannya. Si-penyerang terpekik karena buah zakarnya tepat kena pukulan ekor buaya membanting. Dia langsung tercekik, dan terkulai tak bernyawa lagi. Itulah pukulan ekor buaya yang disertai dengan pukulan dalam yang luar biasa.

Namun beberapa detik kemudian tiga orang penyerang tidak membuang waktu, menghujamkan rencong ke perut Tuo kambang dari arah depan, yang kebetulan dapat dielakkannya dengan gerakan buaya melintir badan. Tapi satu tusukan lagi tidak dapat dielakkan Tuo kambang, tepat menusuk rusuk Tuo Kambang. Beberapa tusukan lainnya menyusul, sehingga Tuo Kambang luka bersimbah darah. Tusukan rencong yang telah dilumuri racun dengan cepat menjalar ke jantung Tuo kambang.

Kegaduhan telah membangunkan beberapa prajurit Inderapura yang tidur pada kamar kamar lainnya. Mereka meraba dalam kegelapan subuh, karena semua lampu telah dimatikan penyerang. Para penyerang menghilang dengan cepat di kegelapan subuh. Terus lari ke arah pintu sebelah kanan, seperti yang ditunjukkan Pangeran Indra Bangsa, tidak lagi menuju pintu di mana mereka masuk.

Para prajurit Inderapura yang merupakan orang-orang dekat Putri Dewi mulai menyisir dan mencari tahu apa yang terjadi. Lampu segera dihidupkan bertepatan azan subuh mulai berkumandang dari mesjid. Setelah ditelusuri, mereka menemui ada beberapa orang yang tergeletak.

Mereka memeriksa satu persatu, dan menemukan  dua orang prajurit piket malam yang terkapar tak bernyawa. Kemudian mereka masuk ke kamar Tuo Kambang, dan betapa kagetnya mereka ternyata Tuo Kambang telah tewas bersimbah darah dengan tusukan beberapa rencong di rusuk, pinggul dan perut. 

Mereka juga menemukan seorang mayat penyerang, yang tewas  tanpa adanya darah berceceran. Prajurit memperkirakan telah terjadi perkelahian singkat antara Tuo Kambang dengan kelompok penyerang. Dan salah satu penyerang dapat dibinasakan Tuo kambang. Menurut perkiraan prajurit, pasti yang datang cukup banyak sehingga mereka dapat mengalahkan Tuo kambang. Jika hanya dua atau tiga orang akan dapat dikalahkan Tuo kambang.

Para Prajurit Inderapura baru tahu betapa hebatnya pergumulan Tuo Kambang sebelum akhirnya beliau terbunuh. Setelah diperiksa ternyata mayat penyerang terlihat menghitam, seperti menahan sakit terjangan Tuo Kambang. Mereka memang mengetahui bahwa Tuo kambang adalah pesilat buayo lalok yang mumpuni. Seandainya Tuo Kambang tidak diserang dari belakang, sulit untuk menundukkan Tuo kambang oleh beberapa orang prajurit yang memiliki ilmu silat biasa-biasa saja.

Kejadian itu langsung disampaikan kepada Putri Dewi dan Sultan oleh beberapa prajurit. Mereka menghadap Sultan dan Putri Dewi. “Tuan, semalam telah terjadi penyerangan terhadap rumah asrama Tuo kambang dan pasukan pengawal kerajaan. Penyerangan terjadi  menjelang subuh, sehingga kami tidak sempat memberikan perlawanan”, kata prajurit.

“Penyerangan ? Siapa yang menyerang? adakah yang korban dari pihak kita?,” desak Sultan dengan didampingi Putri Dewi.

“Ya Sultan ada yang kurban. Kami belum tahu siapa penyerangnya. Kami mohon maaf Putri. Tuo kambang termasuk  di antaranya yang tewas. Mereka nampaknya langsung mencari Tuo Kambang, karena kamar yang dituju adalah kamar Tuo Kambang. Dan kami juga heran kok mereka tahu kamar Tuo Kambang”.

“Tuo Kambang?”, Putri Dewi langsung menangis dan hampir tejatuh, karena menahan sedih. Bagi Putri Dewi, Tuo Kambang adalah segalanya. Tuo kambang selain penasehat, juga telah seperti Bapak bagi Putri Dewi. Dari masih kecil beliau bimbing hingga diantar ke Ulele dan tinggal menjaga Putri di Ulele ini. Beliau menangis tersedu sedu dan berusaha ditenangkan oleh Sultan. Sultan membelai rambutnya yang masih terurai. Suasana hening dan larut dalam kesedihan.

“Lantas berapa yang tewas dari pihak kesultanan selain Tuo kambang?”, kata Sultan.

“Ada dua orang penjaga, Tuan. Tapi kami juga menemukan satu mayat penyerang di kamar Tuo Kambang. Menurut pengamatan kami Tuo Kambang telah membunuh satu orang penyerang sebelum Tuo Kambang kena tikam rencong”.

“Baiklah sebentar lagi saya akan ke sana. Dan segera kamu pergi menghadap Panglima Kerajaan, sampaikan kalau saya memanggil beliau”.

Tanpa banyak bicara lagi, segera para prajurit itu menuju rumah Panglima Kerajaan dengan berlari-lari kecil.  Bersambung......... 

Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan Portal Resmi Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan merupakan Wadah informasi bagi masyarakat dari pemerintah. Kabupaten Pesisir Selatan adalah sebuah kabupaten di Sumatera Barat, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 5.749,89 km² dan populasi ±420.000 jiwa. Ibu kotanya ialah Painan.
© 2024 Kabupaten Pesisir Selatan. Follow Me : Facebook Youtube